Geeknews.id —
Setelah sukses besar dengan film Pengabdi Setan, kini Joko
Anwar kembali membuat film bergenre horor lainnya
yaitu, Perempuan Tanah Jahanam.
Ini merupakan film kedua Joko Anwar yang rilis pada 2019
setelah Gundala. Menariknya, film ini menyajikan horor
yang berbeda dengan Pengabdi Setan.
Untuk kalian yang ingin nonton film horor, namun ingin melihat
sesuatu yang berbeda dari penyuguhannya, film Perempuan
Tanah Jahanam layak untuk ditonton. Selain itu, film ini
mengambil latar belakang budaya Jawa dengan adanya kepercayaan
mistisisme.
Jika biasanya film horor banyak menampilkan sosok makhluk
yang seram dan menakutkan, tetapi pada film Perempuan Tanah
Jahanam praktis tanpa hantu dan jump
scare. Film ini memiliki naskah kuat dalam mendalami
jalan cerita, mulai dari asal-usul cerita hingga pada bagian utama
film. Tidak heran jika kita seperti ikut merasakan ketakutan
yang sama dengan tokoh di film.
Film Perempuan Tanah Jahanam berceritakan
tentang perjuangan Maya yang diperankan Tara Basro yang hidup di
kota tanpa keluarga.
Kemiskinan membuatnya memutuskan pulang ke Jawa Tengah
untuk mengurus harta warisan. Maya pulang bersama
sahabatnya, Dini yang diperankan Marissa Anita yang memaksa ikut
walau sudah dilarang.
Maya berharap memiliki harta warisan yang berwujud rumah
besar agar mampu membantu dirinya ke luar dari kemiskinan.
Sesampai di kampung, mereka berdua malah
menemukan berbagai kejanggalan, salah satunya banyak
kuburan anak kecil. Setelahnya, satu persatu situasi ‘jahanam’ pun
bermunculan.
Artis lain yang ikut mendukung film ini, di
antaranya Christine Hakim, Ario Bayu, Rifnu Wikana dan Asmara
Abigail.
Keunggulan:
Memiliki keunggulan dalam penyajian gambar sinematografi dan
menariknya jalan cerita.
Pemilihan lokasi serta suasana perkampungan yang ganjil sesuai
untuk film horor, selanjutnya juga tata suaranya yang mebuat kesan
merinding.
Kemudian penokohan yang bagus sehingga tiap tokoh memiliki
karakter kuat dalam perannya masing-masing.
Cerita dikemas secara rapih, tersusun dengan baik dari awal
sampai akhir. Kemudian film ini bukan seperti film horor
kebanyakan, tidak melulu soal makhluk yang menyeramkan. Ceritanya
susah ditebak, ada kejadian tidak diduga dan alurnya terus mengajak
kita menebak apa, siapa, dan mengapa.
Kekurangan:
Penggunaan bahasa Jawa yang setengah-setengah dan terkesan
dibuat-buat sehingga suasana belum sepenuhnya mencirikan tempat
tersebut.
Sumber : alineaid