Geeknews.id —
Masa depan DCEU (DC Extended
Universe) terlihat semakin cerah. Setelah memulai
DCEU dengan tone yang kelam dari Man of Steel
(2013), semakin ke depan, film-film jebolan DC justru
terasa semakin ceria. Setelah Aquaman
(2018) yang mendapatkan berbagai pujian dan respon
positif dari masyarakat serta mendapatkan pemasukan yang luar biasa
besar hingga mampu mengalahkan beberapa film MCU. Kini giliran
film Shazam! yang tayang di
Indonesia.
Akan di bintangi Zachary Levi dan disutradarai olehDavid
F. Sandberg, Shazam dapat dikatakan sebagai instalasi yang
amat berbeda dari film DCEU pada umumnya. Dibalut dengan genre
komedi dan wajah-wajah muda yang menyegarkan. Berikut adalah 5
alasan kuat mengapa Shazam akan memberi warna baru di DCEU.
1. Anak Kecil Jadi Superhero
Sumber: Slate
Merupakan sosok remaja berusia 14 tahun bernama Billy Batson
yang diperankan oleh Asher Angel, ia adalah versi anak-anak dari
Shazam. Kehadiran pemain muda dalam film ini menjadi trobosan besar
didalam DCEU yang didominasi oleh orang dewasa. Jelas para karakter
remaja didalam film Shazam akan memberikan kecerian dan rasa yang
berbeda dari kebanyakan film di DC sebelumnya.
Mengisahkan tentang Billy Batson, anak yatim piatu baik hati.
Kehidupannya berubah ketika ia mendapatkan kekuatan dari seorang
penyihir yang tengah sekarat dan mencari seorang penerus. Ilmu yang
dilimpahkan kepadanya membuat Billy memiliki kemampuan untuk
betransformasi menjadi pria dewasa dengan tubuh besar dan kekuatan
super.
Meski bertubuh dewasa, pahlawan ini akan tetap memiliki
pemikiran layaknya anak berusia 14 tahun, jadi bisa dibayangkan
akan seberapa jenaka dan nyelenehnya superhero berikut ini?
Bersiaplah untuk diajak melihat perjuangan seorang anak remaja yang
harus berjuang menemukan jati dirinya dan belajar untuk menggunakan
kekuatannya secara maksimal demi menyelamatkan umat manusia.
2. Didukung Aktor-Aktor Muda Berbakat
Sumber: Inside Pulse
Memiliki banyak wajah-wajah baru, film ini didukung oleh para
aktor muda berbakat, sebut saja Jack Dylan
Grazer yang sebelumnya telah sukses dengan
serial Stranger Things jebolan Netflix
dan film IT di tahun 2017.
Lalu Asher Angelyang telah berakting sejak
usia dini.
Sandberg selaku sutradara dari Shazam mengaku ia memang mencoba
untuk menjadikan film berikut sebagai film tentang anak-anak yang
sedang bermain dengan kekuatan super. Meski dari luar terlihat
dewasa, namun tantangan bagi Sandberg adalah untuk menjadikan
karakter ini tetap memiliki mindset seperti layaknya anak kecil.
Yang mengalami kesulitan untuk mencari jati diri mereka
sendiri.
Persahabatan yang terbangun didalamnya dikatakan oleh Sandberg
diinspirasi dari film-film seperti The Goonies,
Ghostbusters, dan Back to the
Future. Dinamika menarik antar dua orang sahabat yang
masing-masing keras kepala namun saling menyayangi, menjadi tema
besar dari film Shazam. Itulah mengapa chemistry antar Jack dan
Asher yang disini berperan sebagai dua orang sahabat amat
krusial.
Akan didukung dengan beberapa aktor muda lainnya dengan sifat
dan perilaku yang berbeda, membuat Shazam akan kembali menghidupkan
jiwa anak-anak didalam diri kita.
3. Sutradaranya Setipe Dengan James Wan
David F. Sandberg (Sumber: Twitter)
Jika diperhatikan, kedua sutradara film terbaru DCEU yakni David
F. Sandberg dan James Wan memiliki satu kesamaan. Bahwa keduanya
adalah sutradara yang mengawali karir mereka dengan film horor.
Jika nama James Wan meroket karena film Conjuring, nama Sandberg
mulai dikenal melalui film Lights Out dan Annabelle: Creation.
Produser Peter Safran yang terlibat didalam film-film Conjuring
universe langsung mendeteksi bahwa Sandberg tidak jauh berbeda dari
Wan yang kini menjadi salah satu nama besar di Hollywood. “David
seperti semacam ahli waris spiritual James,” ujar Safran pada Total
Film. “Mereka memulai dari film-film horor tapi mereka adalah
filmmaker sejati. Orang-orang seperti ini bisa kamu berikan uang
sejuta dolar dan mereka akan menghasilkan film hebat, atau kamu
bisa berikan uang seratus juta dolar dan mereka akan tetap
menghasilkan film hebat. Mereka memahami setiap aspek dan
menjunjung tinggi cerita. David tidak pernah berpikir dari segi
bujet untuk film ini, ia berpikir dari segi cerita, dan ia sudah
merencanakan cerita yang lebih besar bagi Shazam!”.
4. Sejarah Panjang, Memperluas Cakupan
Cerita
Sumber: IGN
Satu hal yang tidak perlu dikhawatirkan oleh filmmaker yang
menangani Shazam! seandainya franchise ini berkembang dan
berlanjut, adalah cerita. Shazam adalah karakter superhero DC
dengan sejarah panjang yang menarik dan memiliki banyak materi
cerita yang bisa diambil.
Untuk filmnya sekarang, Shazam! banyak mengangkat unsur-unsur
dari versi reboot New 52 karya Geoff Johns.
Namun ketika pertama kali diterbitkan oleh Fawcett Comics di 1939
dalam Whiz Comics #2, karakter kreasi artist C.C.
Beckdan penulis Bill Parker ini
sebenarnya terlahir sebagai Captain
Marvel.
Pada tahun 1940an, ‘Captain Marvel’ menjadi superhero pertama
yang mendapat seri filmnya sendiri (Adventures of Captain Marvel)
tapi walaupun komiknya lebih laku dari komik-komik Superman, DC
Comics menuntut Fawcett dengan alasan bahwa karakter itu terlalu
mirip Superman.
Pada 1972 DC akhirnya membeli hak
cipta untuk karakter ini dan karena Marvel Comics sudah memiliki
Captain Marvel-nya sendiri, mereka mengganti nama sang superhero
sebagai Shazam. Sejak tahun 2000an, Shazam! sudah dikembangkan
untuk dijadikan film di anak perusahaan Warner Bros, New Line
Cinema. Nama yang terkait sejak awal adalah Dwayne Johnson, yang
sudah lama ingin memerankan musuh bebuyutan Shazam, Black Adam.
Pada 2017 Johnson diumumkan terlibat dalam pengembangan film
solo Black Adam. Yang menarik, Johnson rupanya masih terlibat
sedikit di film Shazam! yang dibintangi Levi ini. Kata Safran pada
Total Film, “Dwayne adalah produser eksekutif (di Shazam!) tapi
tidak akan muncul di film ini sebagai Black Adam. Aku menduga,
suatu hari di masa depan, Shazam dan Black Adam akan berbagi
layar.”
5. Bintang Utamanya Yang Jenaka
Zachary Levi (Sumber: Collider)
Meski Zachary Levi awalnya menolak untuk bermain dan audisi
sebagai Shazam. Setelah mengirimkan video audisi untuk karakter
lainnya, Zach justru ditawarkan untuk bermain sebagai Shazam.
“Aku selalu merasa aku lebih cocok untuk peran-peran orang
biasa. Aku merasa seperti mengikuti jejak Tom Hanks. Tapi waktu aku
menyadari bahwa Shazam itu bagaikan gabungan antara film Tom Hanks,
Big, dan Superman, aku langsung merasa, ‘Damn, this is a dream
job!’” kata Levi pada media SciFi.
Pada akhirnya, Levi menyadari bahwa ia terpilih karena ia
mempunyai jiwa muda bagaikan seorang anak berusia 14 tahun seperti
Billy Batsom. “Mereka butuh seseorang yang seceria atau
seoptimistis dan setajam remaja 14 tahun dan, wow, ternyata itu
adalah aku,” tawa Levi.
Terlepas dari apakah Shazam akan mendapat sekuel atau tidak,
Levi sudah gembira jika berpikir karakternya bisa menjadi bagian
dari Justice League. “Di San Diego Comic-Con, Jason Momoa berkata
padaku, ‘Selamat datang di keluarga besar!’” papar Levi pada
Empire.
“Dan aku berpikir: bagaimana kalau Flash dan Shazam sama-sama
mengagumi betapa cantiknya Wonder Woman, betapa kerennya Superman,
Batman dan Aquaman. Mungkin Cyborg dan Shazam bisa main video game
bareng, seperti yang mereka kadang-kadang lakukan di komik atau
kartun.” sambung Levi.
Sumber : Tix.id